Linfo.id, YOGYAKARTA – Perpustakaan Nasional Indonesia memperkenalkan inisiatif baru untuk menumbuhkan minat baca anak sejak dini melalui program “Membaca Nyaring.” Berbeda dari lomba adu teriak atau bacaan keras, Membaca Nyaring adalah sebuah metode inovatif untuk meningkatkan kecintaan membaca anak-anak dengan melibatkan orang tua, guru, dan pustakawan.
Program ini merupakan bagian dari Gerakan Indonesia Membaca, sebuah usaha yang diluncurkan oleh Perpustakaan Nasional pada tahun 2024 untuk membudayakan kegemaran membaca di kalangan anak-anak. Aktivitas Membaca Nyaring melibatkan pelatihan bagi para pendamping anak seperti orang tua, guru, dan pustakawan, dengan instruktur dari Komunitas Reading Bugs dan pegiat literasi lainnya.
Dalam sesi pelatihan yang diadakan di Yogyakarta pada 18 Juli 2024, pustakawan Perpusnas Shodiq menjelaskan, “Membaca Nyaring bertujuan untuk melatih para pendamping anak-anak agar dapat menghidupkan budaya membaca di lingkungan mereka.”
Metode Membaca Nyaring dimulai dengan pembaca menyebutkan judul buku dan penulisnya, kemudian membacakan isi buku kepada pendengar, biasanya anak-anak. Aktivitas ini bertujuan untuk membangun kegembiraan dan keterlibatan anak-anak dalam membaca, serta mengajarkan mereka tentang pentingnya membaca melalui pengalaman langsung.
Rumah, sekolah, perpustakaan, dan taman baca menjadi lokasi ideal untuk melatih teknik Membaca Nyaring. Di sini, anak-anak akan belajar tentang membaca secara menyenangkan, berinteraksi dengan bahan bacaan, dan melatih keterampilan membaca mereka.
Berbeda dari mendongeng, di mana fokus utama adalah pada penampilan pendongeng, Membaca Nyaring lebih menekankan pada buku dan proses membaca itu sendiri. Dalam Membaca Nyaring, buku adalah pusat perhatian dan metode ini bertujuan untuk mendorong anak-anak membaca lebih banyak buku dengan melihat contoh kebiasaan membaca dari orang dewasa di sekitar mereka.