Kampung Haji BPKH, Harapan Baru bagi Penyintas Bencana Sukabumi

Linfo.id, SUKABUMI – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) secara simbolis menyerahkan 129 unit rumah hunian tetap (huntap) di Kampung Haji kepada para penyintas bencana tanah bergerak di Kampung Gunung Batu, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Penyerahan dilakukan oleh Kepala Badan Pelaksana BPKH, Fadlul Imansyah, pada Rabu (14/8/2024).

Proyek pembangunan hunian tetap ini merupakan bagian dari Program Kemaslahatan BPKH, yang diluncurkan sebagai upaya membantu masyarakat yang terdampak bencana. Program ini juga melibatkan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Lembaga Amil Zakat Nasional Daarut Tauhiid Peduli, dan Dulux.

“Program Kemaslahatan BPKH ini dilatarbelakangi oleh bencana tanah bergerak yang terjadi di Sukabumi pada 2019,” ungkap Fadlul dalam sambutannya.

Baca Juga  Bank DKI Raih Penghargaan The Excellent Performance Bank in 5 Consecutive Years (2018-2023)

Ia menambahkan bahwa dana untuk program ini berasal dari nilai manfaat Dana Abadi Umat (DAU).

Huntap yang dibangun di kawasan yang dinamai Kampung Haji BPKH itu dilengkapi dengan berbagai fasilitas, termasuk sebuah masjid dan miniatur Ka’bah. Kehadiran miniatur Ka’bah diharapkan dapat memotivasi warga untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah di masa depan.

“Ini adalah doa agar seluruh warga di sini dapat menunaikan ibadah haji,” ujar Fadlul.

Selain itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menyampaikan apresiasinya kepada BPKH dan pihak-pihak lain yang telah berkontribusi dalam pembangunan perumahan ini. Ade menilai kehadiran Kampung Haji BPKH menjadi simbol harapan baru bagi masyarakat yang kehilangan tempat tinggal akibat bencana.

Baca Juga  Resmi Diberangkatkan, Ratusan Peserta Antusias Ikuti Balik Kerja Bareng BPKH Keberangkatan dari Surabaya

“Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, khususnya BPKH, DT Peduli, dan Dulux. Ini adalah hal yang telah lama ditunggu oleh masyarakat setelah bencana tanah longsor yang terjadi pada 2019,” kata Ade.

Ia juga menyoroti manfaat miniatur Ka’bah yang bisa digunakan untuk pelatihan manasik haji, pendidikan, dan bahkan sebagai objek wisata religius. Ade pun berpesan kepada warga agar menjaga dan merawat rumah hunian mereka dengan baik serta tidak memperjualbelikannya.

Dengan selesainya pembangunan ini, diharapkan para penyintas dapat menjalani hidup yang lebih nyaman dan berangsur pulih dari dampak bencana yang menimpa mereka lima tahun silam.

Bagikan Artikel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *